RSS

Friday, April 29, 2011

: Taubat

Selama Ini Aku Jauh Dari MU
Selama Ini Aku Ingkar Pada MU
Begitu Byk Dosa Yg Ku Lakukan
Hingga Ku Merasa Diri Penuh Dosa

Terkadang Ku Lupa
Terkadang Ku Ingat
Ku Ingin Diri Ku Bertaubat

Ampuni Aku Dari Dosa-Dosa
Yg Ku Laku Kan Pada MU Ya Allah
Ampuni Aku Dari Kesalahan
Yg Ku Laku Kan Pada MU Ya Allah

Begitu Byk Dosa Yg Ku Lakukan
Hingga Ku Merasa Diri Penuh Dosa

Astagfirullah Astagfirullah
Ampuni Aku Ya Allah

Renungkan...

: Ingatlah Mati Sesungguhnya Malaikat Maut Melawat Kamu 70 Kali Sehari Semalam 24 Jam

Sunday, April 24, 2011

Rahasia Bahagia: Bila Kita Ingat Akan Mati

Seorang pria mendatangi Master, "Guru, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati."



Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit. Dan penyakitmu pasti bisa sembuh."



"Tidak Guru, tidak. Saya tidak ingin hidup," tolak pria itu.



"Baiklah. Ambil racun ini. Minum setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malam kau akan mati dgn tenang."



Pria itu bingung. Setiap Master yg ia datangi selalu memberikannya semangat hidup. Tapi yg ini malah menawarkan racun.



Sampai di rumah, ia minum setengah botol racun. Ia memutuskan makan malam dgn keluarga di restoran Jepang yg sudah lama tak pernah ia lakukan. Utk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dgn riang. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu."



Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar & melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda utk jalan pagi.



Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu utk dirinya, satu utk istrinya.



Istrinya merasa aneh, "Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya?"



Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Ia menjadi lebih toleran, apresiatif thd pendapat berbeda. Ia mulai menikmatinya.



Pulang jam 5 sore, ternyata istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya, "Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu." Anak-anak pun berani bermanjaan kembali padanya.



Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya utk bunuh diri. Tetapi bagaimana dgn racun yg sudah ia minum?



Bergegas ia mendatangi sang Master, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Bila kau hidup dgn kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu. Bersyukurlah! Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan, jalan menuju ketenangan.

Friday, April 22, 2011

"Wanita Yang Memesan Tempat di Neraka"


Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut?

Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.
Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.
Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.

Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi?
Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan...
Mati dalam keadaan menantang Tuhan.

Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya...
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat...
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk....
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah....

Sungguh Allah masih menyayangi kita
Yang masih terus dibimbing-Nya
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA agar semakin dekat.
Dan bagi mereka yang terlena
Seharusnya segera sadar, mumpung kesempatan masih terbuka
Di sisa usia yang masih ada!
Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana?

Wallahu a’lam

Semoga Jadi Renungan bagi kita semua...

TAUSIYAH:

Hukum Menutup Aurat

Alasan Perintah Menutup Aurat

Fitnah syahwat yang paling berat di alam ini adalah fitnah wanita, karena itu fitnah ini disebutkan pertama kali mengawali fitnah-fitnah syahwat lainnya sebagaimana firman Allah swt ;

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al imron : 14)

Untuk itu Allah swt memerintahkan para wanita menutupi seluruh tubuhnya yang merupakan perhiasannya kecuali yang biasa ditampakkan dengan mengenakan jilbab dan kerudung hingga ke dada, sebagaimana firman-Nya :

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Artinya : “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.’ (QS. An Nuur : 31)

Dengan ditutupinya seluruh perhiasan seorang wanita maka akan mempersempit ruang bagi lawan jenisnya untuk mengarahkan pandangannya kepada perhiasannya atau bahkan menikmatinya dengan pandangan yang tidak wajar dan pandangan seperti ini adalah jalan menuju perzinahan bahkan ia sendiri sudah disebut dengan zina mata, sebagaimana hadits dari Abu Hurairoh ra dari Nabi saw bersabda,”Telah dituliskan terhadap anak Adam bagiannya dari zina dan bukan mustahil ia akan tertimpa olehnya. Zina mata adalah pandangan, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina kaki adalah melangkah dan hati memiliki kecenderungan serta harapan yang kemudian dituruti atau diingkari oleh kemaluan.” (HR. Muslim)

Hikmah lain dari perintah menutup aurat ini adalah sebagai ciri khas dan identitas seorang wanita muslimah dibandingkan dengan wanita-wanita non muslim, sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59)

Batasa Aurat Wanita
Tentang batasan aurat bagi seorang wanita ini, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat yang wajib ditutup kecuali muka dan kedua telapak tangan, sebagaimana firman Allah swt :

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Artinya : “Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”(QS. An Nuur : 31)

maksudnya janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat perhiasan, melainkan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits dari ibnu Abbas, Ibnu umar dan Aisyah.

Dari Aisyah ra bahwasanya Nabi saw bersabda,”Allah tidak menerima sholat perempuan yang telah mencapai usia baligh, kecuali dengan memakai telekung.” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah kecuali Nasai. Sementara Ibnu Khuzaimah dan Hakim menyatakan sebagai hadits shahih, sedangkan Tirmidzi menyatakannya sebagai hadits hasan)

Dari Ummu Salamah bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi saw,”Bolehkan wanita mengerjakan shalat dengan memakai baju kurung dan telekung, tanpa kain atau sarung? ‘ Beliau saw menjawab,’(Boleh), apabila baju kurungnya lebar dan panjang menutup kedua tumitnya.” (HR. Abu Daud dan para imam menshahihkannya sebagai hadits mauquf)

Dari Aisyah ra bahwa ia pernah ditanya,”Berapa macamkah pakaian yang harus dipakai wanita yang hendak shalat?’ jawabnya,’Tanyakanlah kepada Ali bin Abi Thalib, kemudian datanglah kepadaku dan beritahukan jawabannya kepadaku!’ Orang itu pun mendatangi Ali dan menanyakan hal itu kepadanya. Ali berkata,’Memakai telekung dan baju dalam,’ kemudian orang itu kembali menjumpai Aisyah dan menceritakan jawaban Ali kepadanya. Lantas Aisyah berkata,’Itulah jawaban yang benar.” (Fiqhus Sunnah edisi terjemah juz I hal 179 – 180)

Wallahu a'lam

" Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS Al-Ahzab:59)

Wednesday, April 6, 2011

10 kunci kejayaan dunia dan akhirat:

1. Kunci ilmu adalah bertanya dan mendengar.

2. Kunci kemenangan adalah sabar.

3. Kunci tambahnya nikmat ialah perasaan syukur.

4. Kunci keselamatan dunia dan akhirat adalah taqwa.

5. Kunci untuk termakbulnya permintaan adalah doa.

6. Kunci maksiat adalah kesombongan.

7. Kunci solat adalah taharah.

8. Kunci ibadah haji adalah ihram.

9. Kunci kebaikan adalah berpegang kepada yang benar.

10. Kunci syurga adalah tauhid.

Tuesday, April 5, 2011

Kata-Kata Hikmah

Jangan berikan kesempatan kepada diri
ada prasangka buruk kepada saudaranya,
bila tidak maka kita akan menyelidiki kelemahan orang lain
dan mencari-cari kesalahan mereka.
Selanjutnya akan menyiarkan kelemahan mereka...

Api kedengkian itu akan memakan tubuh pelakunya sendiri ...
dan akan menghapus pahala orang tersebut
seperti api membakar kayu bakar.

Rasulullah Teladan Terbaik

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya."

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW. mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun, Rasulullah SAW. menyuapkan makanan kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahawa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.. Rasulullah SAW. melakukan hal ini setiap hari sampai baginda wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW., tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW. yakni Abu Bakar RA. berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah RA. yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW. dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?"

Aisyah RA. menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja."

"Apakah Itu?" tanya Abu Bakar RA..

"Setiap pagi Rasulullah SAW. selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana," kata Aisyah RA..

Keesokan harinya Abu Bakar RA. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar RA. mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar RA. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?"

Abu Bakar RA. menjawab, "Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)."

"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku," pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar RA. tidak dapat menahan air matanya, dia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.."

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abu Bakar RA., dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia...."

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA. saat itu juga dan sejak hari itu dia menjadi Muslim.

Siapakah Suri Teladan Terbaik Selain Rasulullah?

Rasulullah merupakan ciptaan terbaik ALLAH yang dikurniakan kepada umat manusia untuk mendidik mereka tentang erti dan cara kehidupan yang berpaksikan keredhaan ALLAH.

Setiap perintah dan larangan ALLAH disampaikan kepada umat manusia dengan asbab Baginda Rasulullah. Setiap perintah yang memerlukan praktikalnya (ibadah), diajarkan ALLAH kepada umat manusia melalui asbab baginda Rasulullah. Setiap peraturan dan syari'at yang ditetapkan ALLAH disampaikan oleh baginda Rasulullah.

Akhlak bagi menjalani kehidupan dengan sisipan redha ALLAH, diteladani oleh baginda Rasulullah dalam kehidupan seharian baginda. Jika begitulah kesempurnaan yang ALLAH kurniakan kepada baginda Rasulullah sebagai seorang guru dan suri tauladan, patutkah kita sebagai umat baginda mencari selain baginda sebagai ikutan?

Wajibkah Menuruti Sunnah?

"Katakanlah (Muhammad); Jika benar engkau cintakan ALLAH, ikutlah aku, nescaya ALLAH akan mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Sungguh, ALLAH maha pengampun lagi maha pengasih."

Bukti kecintaan kita kepada ALLAH, tujuan kita diadili oleh al-Quran melalui keta'atan kita dalam menuruti sunnah baginda Rasulullah.

Jadi, masih perlukah kita bertanya tentang keperluan menuruti sunnah baginda? Bahawasanya, hanya sunnah baginda Rasulullah yang dapat menjamin kebahagian dan kejayaan umat manusia dalam kehidupan dunia mahupun akhirat.

Masalah Kecil dan Masalah Besar

Hujan pagi turun lagi baru-baru ini. Langit yang gelap, angin dingin yang bertiup menyapu wajah dan tempias hujan di balkoni menggamit nostalgia. Saya teringat ketika zaman persekolahan dahulu. Hati melonjak-lonjak seronok apabila berjalan dengan payung kertas berwarna coklat.

Oleh kerana saiznya yang lebih besar daripada tudung saji di rumah, saya memegang hujung payung agar ia tidak terkibar-kibar ditiup angin apabila berselisih dengan lori balak. Selalunya, sedang asyik menggenggam kaki payung agar tidak terlepas ditiup angin, seluar pula yang basah terpercik air lopak apabila lori balak merempuhnya. Bila ia terjadi, ia bukannya masalah. Saya akan tertawa dan terus menapak ke sekolah. Seluar saya akan kering sendiri kerana saya akan bermain police and thief sebelum kelas bermula.

Apabila di sekolah menengah pun saya tetap akan berpayung. Tetapi kali ini sambil mengayuh basikal pula untuk ke sekolah. Saya tidak suka berbaju hujan kerana tak nampak macho. Lagipun, bau plastik baju hujan selalunya menyesak deria bau saya. Padahal, baunya lebih kurang sama dengan bau payung kertas yang berwarna coklat itu. Alasan.

Pada hari ini, hujan yang turun cukup merisaukan. Fikiran berlumba-lumba membuat jangkaan. Jika saya berada di rumah, saya sudah terbayang akan lewat sampai ke pejabat kerana jalanraya pasti sesak. Fikiran mula mencongak, jalan atau lebuh raya manakah yang saya perlu lalui untuk mengelak kesesakan?

Jika saya berada di pejabat pula, saya mula menjangka apakah perlu pulang awal atau menanti hingga hujan teduh untuk mengelak kesesakan? Jika pulang mengikut waktunya, apakah saya sempat tiba ke rumah sebelum maghrib? Andainya saya bertolak selepas maghrib, apakah jalan raya akan sesak juga jika ada pokok tumbang menghadang jalan?

Begitulah kita. Semakin dewasa, kita kian serius menjalani kehidupan seharian. Apabila aral mendatang, fikiran kita tidak melihat ia sebagai peluang untuk berehat lalu menghadapinya dengan selamba. Sebaliknya kita melihat aral itu sebagai masalah yang akan merosakkan program. Kerana itu, apabila berdepan dengan halangan yang kecil pun, fikiran kita sudah melihat ia sebagai problem. Mungkin sekali pola pemikiran kita sudah keras dan statik kerana kita sudah lali mengharungi putaran kehidupan yang berulang-ulang hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan berganti tahun.

Seolah-olah kehidupan kita sudah diprogram begitu rupa hinggakan kita akan panik andainya kelainan terjadi dalam kehidupan seharian kita. Terbangun pagi lewat 10 minit, anak terlupa flush tandas, Astro tidak bersiaran kerana hujan atau terlupa menggosok tudung untuk ke pejabat bisa membikin kecoh seisi rumah. Padahal, sekiranya kita terima aral-aral itu seadanya, ia bukan masalah besar.

Sebenarnya mental kita boleh dilenturkan apabila menghadapi halangan-halangan kecil. Pokoknya kita mestilah sedia maklum bahawa apa yang kita rancang tidak semestinya menjadi walaupun kita telah berpuluh-puluh kali melakukan dengan jayanya. Bagaimana pun, oleh kerana kita sentiasa berjaya melakukan sesuatu, maka mental kita mempunyai tanggapan ia tidak mungkin gagal walau sekali. Andainya kita teringat kembali Murphy's Lawyang mengatakan, anything that can go wrong, will go wrong,maka kita akan sedar yang diri kita ini tidak sesempurna mana pun.

Apabila mental kita tidak kaku kerana sudah dapat menerima segala aral kecil yang mendatang, tentu sekali ia memberi kesan terhadap emosi. Hormon adrenalin tidak mendadak keluar daripada ginjal hingga menyebabkan jantung mengepam darah yang akhirnya boleh membuat kita panik. Emosi yang terkawal itu akan menjadikan kita tenang. Ia bagus untuk kestabilan spiritual. Andainya kita dapat menangani masalah-masalah kecil yang berlaku, tentu sekali mental kita tidak penat dan akan bersedia untuk menghadapi masalah yang lebih besar.

Pendek kata, kita mestilah memberi reaksi yang berpadanan dengan kadar masalah itu sendiri. Masalah-masalah kecil tidak perlu diambil peduli. Kalau pun ia ditangani, ia tidak perlu dihadapi dengan pendekatan serius dan penuh emosi. Sebaliknya masalah besarlah yang harus diambil perhatian dan didepani dengan berani.

Andainya, masalah kecil ditangani seperti ia masalah besar, itulah melatah namanya.

Harga Sehelai Tudung Labuh

Dia menangis tersedu dalam dakapanku.

"Kalaupun saya salah, tak boleh ke mereka tegur depan-depan? Kenapa perlu cakap-cakap kat belakang".

Aku mengusap lembut belakangnya, cuba menenangkan.

"Saya rasa saya ni macam jahat sangat, saya tak tahu pun mereka tak suka dengan sikap-sikap saya". "Saya rasa macam semua orang tak suka saya, cakap buruk tentang saya saya kat belakang", tangisnya makin menjadi-jadi, tak pernah aku lihat dia menangis sebegitu kerana dia biasanya hanya suka berdiam dan memendam, susah meluahkan perasaan.

"Mereka kata macam-macam, saya ni pakai je tudung labuh, bawa imej Islam tapi perangai tak macam orang tudung labuh. Salah ke saya menegur kalau saya nampak mereka buat perkara tak betul? Memang saya akui saya agak tegas dan berterus terang, tapi saya bukan nak malukan mereka. Saya tahu saya tak sempurna, saya bukan budak sekolah agama, banyak lagi ilmu saya tak tahu. Mereka kata masa saya tak pakai tudung labuh dulu, saya tak macam ni", rintihnya lagi.

Aku biarkan saja dia terus meluahkan apa yang terbuku di hatinya, biar dia lega. Aku leraikan pelukannya, namun terus mengelus lembut bahunya, mudah-mudahan dia diberi kekuatan.

"Awak menyesal pakai tudung labuh?", aku meneka. Dia hanya membisu. Dikesatnya air jernih yang turun melaju dari tubir matanya. Aku dapat mengagak jawapan disebalik kebisuannya. "Awak berputus asa nak menegur mereka lagi?", saya terus menduga.

"Buat apa nak tegur lagi, kalau tegur pun akhirnya saya yang kena kutuk", perlahan dia menjawab dalam sedu sedannya.

"Awak, Allah nak uji awak hari ini. Inilah harga tudung labuh yang kita pakai, inilah harga yang kita terpaksa bayar. Siapa kata pakai tudung labuh senang? Tak mudah seperti yang mereka nampak. Bila dah bertekad untuk pakai tudung labuh, kita kena siapkan juga fizikal, mental dan hati kita, kena kuat, kena tahan dengan cabaran. Dan inilah antara ujiannya. Bilamana kita orang yang bertudung labuh buat silap, terus dikaitkan dengan agama. Bahkan kita ni jadi perhatian di mana-mana. Pada mereka, kita kena jadi sempurna, kena tahu semua ilmu agama, dan tak boleh buat silap sikit pun. Sedangkan, kita juga manusia, manusia yang banyak sangat kelemahan", saya bersuara sambil memandang tepat ke wajahnya yang sugul.

"Jangan pernah menyesal dengan diri awak, tudung awak. Jangan kerana masalah sekecil ini, awak dah mengalah. Ujian ni banyak sangat hikmahnya untuk awak. Allah nak ajarkan tentang sesuatu kepada awak. Sebelum ini awak mungkin tak pernah rasai ujian bila bertudung labuh, awal-awal dulu, semua menyokong, memuji dan beri galakan. Jadi mungkin awak tak terkesan sangat dengan istimewanya diri awak sekarang. Bila Allah datangkan ujian macam ni, baru kita akan rasai, betapa tak mudah sebenarnya, bersama tudung yang kita pakai, ada tanggungjawab besar yang kita bawa bersama. Tanggungjawab untuk memegang amanah membawa imej Islam, tanggungjawab memperbaiki diri, biar dalaman kita secantik luaran, akhlak kita indah sebagaimana tudung kita, tanggungjawab mempersiapkan diri dengan ilmu, kerana wanita seperti kita selalu jadi tumpuan bila sahabat-sahabat ada permasalahan agama. Jangan anggap ia sebagai beban, anggap ia sebagai keistimewaan, yang Allah bagi hanya khas kepada insan-insan yang Dia pilih. Nah, betul kan, bertudung labuh tak semudah yang disangka? Hanya yang betul kental saja dapat terus istiqamah dengannya, dan yang istiqamah dalam mengharapkan keredhaan Allah, bukan kah mendapat tempat istimewa di sisiNya? Awak tak nak jadi terkenal pada padangan Allah dan penduduk langit? Awak dah nak berputus asa?" Aku menduga.

Melihat dia terus membisu, aku bersuara lagi.

"Begitu juga, ujian ini mungkin nak menyedarkan sesuatu tentang dakwah yang berhikmah. Dulu kita biasa saja dengarkan, kat mana-mana ustaz cakap, dalam mana-mana buku yang kita baca, dakwah mesti berhikmah. Jadi sekarang Allah ajar awak bukan teori saja apa itu dakwah berhikmah, tapi juga praktikalnya sekali. Bagaimana dakwah berhikmah? Mesti kena caranya, tempatnya, sesuai perkataanya, tidak melukakan, tidak menyebabkan kemarahan orang yang kita nasihatkan. Bagaimana kalau dakwahnya tidak berhikmah? Maka jadilah, dakwah kita tak berkesan, mad'u kita terasa jauh hati dengan nasihat kita, dan akhirnya keluar lah cakap-cakap belakang macam yang awak alami. Jadi, awak jelaskan? Kenapa bersungguh benar Allah dan rasul minta kita berdakwah secara berhikmah. Dan mungkin Allah nak tegur, cara awak, Allah nak awak perbetulkan kaedah dakwah yang awak guna, Allah nak kata, salah tu, kena perbaiki. Salahkah Allah tegur? Tak salah, kan. Allah tegur sebab Allah sayang, Allah tegur sebab nak bagi kekuatan, Allah tegur supaya kerja-kerja ini dapat awak laksanakan dengan lebih berkesan. Bila berdakwah, kita berhadapan dengan macam-macam ragam orang. Ada yang sensitif, ada yang terbuka, jadi kena bijak kita sesuaikan. Dai'e yang kental, takkan putus asa, sebab dia tahu, dakwah adalah kewajipan, bukan pilihan."

"Lagi, apa Allah nak bagitahu awak? Terasa sangat sakit dan terluka bila kita jadi bahan umpatan, kejian dan kelemahan kita dibicarakan kat belakang, kan? Jadi bila kita tahu sakitnya macam ni, kita jangan sesekali buat perkara sama kepada sahabat kita sebab kita dah tahu betapa pedihnya, betapa peritnya akibat daripada perbuatan ni. Boleh lukakan hati orang, boleh menyebabkan permusuhan juga. Bila ada apa-apa yang perlu ditegur, dinasihati, jumpa sahabat kita sendiri, cakap secara jujur dan ikhlas, insyaAllah semua orang suka kalau kelembutan digunakan, cepat meresap. Kalau pun dia mungkin tak dapat terus berubah, sekurang-kurangnya dia tak terasa hati, dan tak ada permusuhan antara kita."

"Awak, walaupun awak rasa ujian ni sangat menyakitkan hari ni, tapi saya tak tengok satu pun perkara buruk yang Allah maksudkan terhadap awak. Semuanya ada hikmah yang sangat indah. Kenapa teguran Allah ini begitu perit, sakit? Sebab Allah nak kita ingat, sebab yang menyakitkan tu lebih lekat dalam ingatan kita, kalau ujian tu senang, mungkin kita tak hargainya. Allah nak kejutkan kita, mungkin Allah terpaksa 'menyergah' kita dengan kuat."

Sedu-sedannya telah reda, Ya Allah semoga kekalutan jiwa dia juga begitu.

"Habis, apa saya kena buat?", tanyanya.

"Sekarang awak perlu sujud taubat kepada Allah, minta keampunanNya, mungkin ada kesilapan yang awak tak sedari, bersyukur padaNya sebab menegur awak dengan ujian begini. Kemudian pergilah jumpa sahabat-sahabat yang terasa dengan awak tu, minta maaf. Sekarang tak timbul isu siapa bersalah pada siapa dulu, tapi yang sebaik-baiknya adalah leraikan permusuhan, minta dan beri kemaafan." jawabku.

Dia menggenggam tanganku erat, "Terima kasih sahabat".

"Allah yang sedang memujuk awak, saya pelakon tambahan saja, tapi saya bersyukur, Allah kurniakan anugerah pengajaran yang tak ternilai untuk saya hari ni. Terima kasih ya Allah, terima kasih pada awak juga." Hatiku tenang, moga Allah memberi dia ketenangan yang sama.

Sahabat, walau siapa pun kita, bertudung labuh, tudung biasa, atau yang tidak bertudung sekalipun, kita SEMUA adalah manusia biasa, yang lemah, ada cacat celanya.

Sekiranya ada sahabat kita terlalai, terlupa, tolonglah ingatkan dia dengan sebaik cara.

Dan yang paling utama, setiap apa saja ujian yang mendatangi kita, berbaik sangkalah pada Allah. Bertenang, dan fikirkan hikmahnya dengan rasional. InsyaAllah, pasti dan pasti Allah tidak akan pernah menzalimi kita.

Peliharalah Dengan Bersungguh-Sungguh

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." - [QS. At Tahrim 66:6]

Menjaga Diri dan Keluarga Dari Api Neraka

Seorang muslim diajar supaya mendisiplinkan keluarganya, sanak saudaranya dalam perihal kewajipan kepada Allah serta mengajar apa yang disuruh dan dilarang dengan harapan tidak pula diri sendiri dan keluarganya menjejaki alam neraka.

Sebagaimana yang diketahui umum antara kita yang islam sentiasa mendidik diri, anak-anak serta kaum kerabat lain dalam ibadah kepada Allah, sesama manusia dengan istiqamah agar ahli keluarga dapat meninggalkan jauh-jauh segala kemungkaran, disebabkan kemungkaran yang dilakukan terjerumuslah diri dalam neraka yang tidak terperi pula azabnya.

Orang-orang Islam wajib percaya dengan apa yang di Firman oleh Allah dan Sabda Nabi, oleh itu haruslah ia menjalankan kewajipan mendidik kepada kaum kerabatnya terlebih dahulu jika tidak mahu seperti menepuk air di dulang terpercik ke muka sendiri. Umat manusia hari ini lebih teruja untuk membicarakan keaiban orang lain dari memperbetulkan keadaan keluarga yang masih tunggang-langgang dalam mencari keredhaan Allah.

Sebagaimana Sabda Rasulullah Salallahualihiwasallam:

Hak anak terhadap orang tua, hendaklah orang tua memberikan nama yang baik, mengajarkannya tulis menulis dan menikahkan bila telah baligh. Tidak ada pemberian orang tua terhadap anak yang lebih baik daripada mendidiknya dengan didikan yang baik.

"Perintahlah anak-anakmu sholat jika sudah berumur 7 tahun, dan pukullah jika umur 10 tahun dan masih meninggalkan sholatnya, serta pisahkanlah tempat tidur mereka." [Hadis]

Sedar atau tidak, umat Islam hari ini lebih besar peratusannya untuk mengambil tahu hal aib orang lain dari menjalankan apa yang terdahulu diperintah oleh Allah dan para rasulnya. Jika ingin menyelamatkan keluarga dari api neraka hendaklah setiap orang-orang mempelajari dan mengikuti Rasulullah.

Islam mendorong para pemelukya menjadi pandai dan berkualiti dalam segenap perkara dengan mempelajari ilmu yang benar agar dapat pula mengajar kepada orang lain sebagaimana Rasulullah, para Sahabat, Tabiin dan Tabiut Tabiin yang sering kali di contohi oleh seluruh umat Islam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
[Surah At-Tahrim 66: Ayat ke 6]

Pengguguran Bayi dan Seks Bebas Menjadi Trend

Saya pernah menghadiri satu forum di Kolej Kediaman Ungku Aziz (KUAZ), Universiti Malaya (UM) yang membincangkan isu pengguguran bayi. Forum tersebut bertajuk Pengguguran bayi dan seks bebas menjadi trend?

Isu ini dikupas berlandaskan dua agama, iaitu Islam dan Hindu. Ustaz Mohd Khairul Nizam (pensyarah di Akademi Pengajian Islam, UM) mewakili Agama Islam dan Cikgu Ragunathan Parasubramaniam Guru dijemput untuk mewakili Agama Hindu.

Isu pertama yang dibangkitkan adalah statistik kelahiran bayi luar nikah berdasarkan tahun dan agama. Tidak mengejutkan apabila moderator memaklumkan saban tahun bilangannya sentiasa meningkat.

Ustaz Khairul Nizam membentangkan hujah-hujahnya berkaitan pengguguran bayi menurut perspektif Islam. Beliau menekankan petikan ayat al-Quran dalam surah Al-An'am (ayat : 151) dan surah Al-Israk (ayat 31-32) berkaitan larangan pembunuhan anak kerana takutkan kefakiran.

Melalui ayat ini, Ustaz Khairul Nizam menerangkan bahawa pembunuhan dan pengguguran bayi telah berlaku sejak dahulu lagi, buktinya sudah termaktub di dalam al-Qur'an. Ia bukanlah suatu gejala baru yang berlaku pada zaman millennium ini, malah pembunuhan anak telah berlaku sejak zaman jahiliah lagi disebabkan kekolotan dan kekurangan ilmu pada waktu itu.

Mereka sewenang-wenangnya menanam anak mereka hidup-hidup sekiranya anak mereka berjantina perempuan. Tidak jauh beza dengan zaman sekarang, yang berbeza hanyalah caranya sahaja.

Pada zaman sekarang bayi yang tidak berdosa dibuang di dalam tong sampah, dicampak dari kereta, dibakar, dihanyutkan ke sungai dan macam-macam cara lagi. Malah masyarakat kini jauh lebih buruk perangainya jika dibandingkan dengan masyarakat jahiliyyah dahulu yang tidak berilmu.

Seterusnya, ulasan daripada Cikgu Ragu menurut perspektif agama Hindu. Cikgu Ragu menekankan ketiadaan perasaan malu merupakan faktor utama penyebab kepada berleluasanya gejala negatif ini.

Menurut Cikgu Ragu, Agama Hindu juga seperti Agama Islam iaitu turut menekankan soal kebaikan yang dikenali sebagai Dharma (berbuat baik). Beliau menerangkan terdapat lima konsep utama dalam hidup:

1. Atman (Roh)
2. Brahman (Tuhan)
3. Karma (Perbuatan-pahala, dosa)
4. Samsara (Kelahiran Semula)
5. Moksha (Kembali kepada Tuhan)/ Mati

Beliau juga sekeras-kerasnya menekankan bahawa pengguguran bayi adalah sangat dilarang dalam Agama Hindu kerana dosanya seperti membunuh sami atau membunuh ibu bapa sendiri. Selain itu, beliau menerangkan tentang empat peringkat kehidupan dalam Agama Hindu:

1. Brahmacharya (zaman bujang) - masa untuk persiapan ke alam dewasa, belajar berdikari
2. Grahasta (dewasa) - masa untuk persiapan ke arah alam rumah tangga, mengumpul harta, bertujuan baik untuk mempunyai anak)
3. Vanaprasta - masa untuk bersedia ke arah kehidupan selepas mati
4. Mati - kembali kepada tuhan.

Beliau berkata, kebanyakan remaja masa kini tidak sabar untuk menempuh alam dewasa. Kebanyakan daripada mereka tidak sabar untuk memasuki peringkat Grahasta tanpa persediaan yang sewajarnya dan menyebabkan mereka kekurangan ilmu dan pengalaman untuk memikul tanggungjawab tersebut.

Seterusnya, Ustaz Khairul Nizam membincangkan tentang cara-cara yang dapat membendung gejala pengguguran bayi dan seks bebas ini.

Salah satunya adalah memudahkan perkahwinan.

Perkahwinan bukan perkara yang boleh dibuat main-main. Perkahwinan adalah satu ikatan suci yang sangat digalakkan dalam Islam. Namun, zaman sekarang adat lebih dititik beratkan daripada agama.

Urusan perkahwinan di Malaysia khususnya 'disusahkan' kerana terikat dengan adat. Majlis dilakukan secara besar-besaran walaupun sumber ekonomi tidak mengizinkan. Kebanyakan daripada pasangan "terpaksa" mendapatkan duit beribu-ribu sehingga sanggup berhutang semata-mata kerana untuk menunaikan tuntutan "adat" dan mengabaikan tuntutan agama.

Mereka mereka yang ingin berkahwin dihantui dan dibelenggu dengan masalah kewangan. Ada juga yang ditegah untuk berkahwin disebabkan masih bergelar pelajar, masih muda dan sebagainya. Jadi tidak hairanlah, gejala negatif ini berleluasa tanpa dapat dibendung.

Salah satu kaedah untuk membendung gejala ini adalah dengan memudahkan prosedur sesebuah perkahwinan. Jika sesuatu pernikahan dijalankan mengikut syariat Allah, sudah pasti kecerewetan tidak akan berlaku lebih-lebih lagi dalam urusan hantaran, kenduri, persandingan dan sebagainya.

Andai semua urusan berlandaskan syariat, InsyaAllah dapat membantu dengan adanya "BARAKAH" dalam hubungan tersebut.

Nabi Muhammad S.A.W. pernah bersabda, "Jadikan (adakan) pernikahan sekalipun dengan hanya menyembelih seekor kambing".

Selain itu, masyarakat sekarang lebih suka meng'YES'kan yang negatif, contohnya ibu bapa membenarkan anak bercinta. Trend sekarang katanya. Mereka lebih mudah mengikut tatacara hidup jahiliah yang lebih "bebas" dan lebih "mengikut peredaran zaman".

Tambah Cikgu Ragu, sekarang ini semua orang kurang penghayatan dan hormat terhadap agama. Lebih suka menunding jari. Jadi, masing-masing perlu ubah diri sendiri dulu, ubah nasib keluarga, baru boleh fikir untuk memiliki keluarga sendiri.

Jadi, apa yang dapat disimpulkan di sini, pokok pangkalnya kita perlulah kembali kepada agama, seek for His guidance. Ini bukan masa untuk kita buat dosa lagi. Islah itu atas diri sendiri. Seimbangkan rohani dan jasmani. Di mana ada kemahuan di situ ada jalan, insyaAllah. Saya sekadar berkongsi apa yang saya dapat daripada talk itu. Semoga sama sama dapat manfaat.

InsyaAllah.