Wahai menantuku,
Aku hanyalah seorg ibu yg berbicara atas nama diriku sendiri, dg melihat putriku sbg istrimu & engkau sbg menantuku.
Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayang wajah ibu yg tlh mengandung & melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat di hadapanmu.
Wahai menantuku,
Engkau imam dunia akhirat utk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baqa & memberinya satu tiket ke surga?
Wahai menantuku,
Bila ada kelemahan dari istrimu & seribu lagi keburukan yg dilakukannya akibat kelemahan & juga krn kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu utk mendidiknya skrg, dan bukan lagi tugasku.
Diajarkan kepadamu oleh Nabi SAW bhw seorg suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari. Bukankah engkau sbg suaminya yg hrs melindunginya dg rasa tentram & aman? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya.
Engkau suami yg dipilih Allah utk putriku, bersabarlah thdp istrimu & tetaplah bersikap lemah lembut pdnya.
Bukankah engkau menikahinya atas nama Allah SWT? Maka sayangi & peliharalah istrimu dg jln Allah.
Wahai menantuku,
sebagian besar penghuni neraka adlh perempuan & itu disebabkan mrk durhaka thdp suaminya, maka selamatkanlah istrimu dr dosa yg lebih besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya ttg tanggung jawab bgmn kau mengurusnya & menjaga jln surga utk bisa dilalui oleh yg harus kau bawa serta? Dan pertanyaan itu akan ditujukan pdmu, bukan padaku.
Wahai menantuku,
Engkau diijinkan menghukum istrimu sewajarnya, namun jgnlah mengenai wajahnya & jgn pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka. Jgnlah menghardiknya dg kata kasar & umpatan yg merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri, sebab ia itu pakaianmu.
Wahai menantuku,
aku titipkan putriku pdmu, buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment